Produktivitas Primer Perairan
Menurut Zhenhella (2012),
Produktivitas primer adalah laju produksi karbon organik per satuan waktu yang
merupakan hasil penangkapan
energi matahari oleh tumbuhan hijau untuk diubah
menjadi energi kimia melalui fotosintesis.
Produktivitas primer kotor adalah jumlah fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan produktivitas primer bersih
adalah besarnya sintesis senyawa karbon organik selama proses fotosintesis
dikurangi besarnya aktivitas total respirasi pada terang dan gelap dalam jangka
waktu tertentu.
Menurut Darmadi (2010),
Produktivitas primer ialah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya
energi dari senyawa-senyawa anorganik. Jumlah seluruh bahan organik (biomassa)
yang terbentuk dalam proses produktivitas dinamakan produktivitas primer kotor,
atau produksi total. Karena sebagian dari produksi total ini digunakan tumbuhan
untuk kelangsungan proses-proses hidup, respirasi. Produksi primer bersih
adalah istilah yang digunakan bagi jumlah sisa produksi primer kotor setelah
sebagian digunakan untuk respirasi. Produksi primer inilah yang tersedia bagi
tingkatan-tingkatan trofik lainnya. Produktivitas primer bersih (net primary
productivity, NPP) sama dengan produktivitas primer kotor dikurangi energi yang
digunakan oleh produsen untuk respirasi (Rs) :
NPP = GPP – Rs
Menurut Tambaru et al., (2004), Produktivitas primer perairan sangat dipengaruhi
oleh tiga faktor utama yaitu besarnya intensitas cahaya, kandungan unsur hara
dan kelimpahan jenis fitoplankton. Ketiga unsur ini saling mempengaruhi, dan
apabila salah satu diantaranya kurang ditemukan dalam suatu perairan maka
kandungan produktivitas primer akan ditemukan rendah. Intensitas cahaya dalam
hal ini cahaya matahari merupakan jumlah energi yang diterima oleh bumi pada
waktu dan areal tertentu. Intensitas ini merupakan sumber energi dalam proses
fotosintesis. Jumlah energi yang diterima oleh bumi bergantung kepada kualitas,
kuantitas dan lama periode penyinaran, yang merupakan faktor abiotik utama yang
sangat menentukan laju produktivitas primer perairan. kesemua faktor tersebut
mempengaruhi besar kecilnya cahaya masuk ke perairan, yang tentunya sangat
berhubungan erat dengan kandungan produktivitas perairan.
Menurut Triyatmo et al., (1997), produktivitas primer
dapat dipakai untuk menentukan kesuburan suatu perairan. Klasifikasi tingkat
kesuburan tersebut adalah : 0 – 200 mg C / m³ / hari termasuk oligotrofik, 200
– 750 mg C / m³ / hari termasuk mesotrofik dan lebih dari 750 mg C / m³ / hari
termasuk eutrofik.
Produktivitas
primer sangat dipengaruhi oleh tingkat kesuburan perairan tersebut, kesuburan
dipengaruhi oleh kecepatan pengeluaran bahan organik menjadi garam mineral.
Bila suatu perairan kurang subur produktivitas primer harus dirangsang dengan
pemupukan. Pada perairan yang produktivitasnya tinggi maka sinar matahari dapat
menembus beberapa sentimeter saja, karena terhalang oleh fitoplankton yang ada
dalam permukaan air (Afrianto dan Liviawaty, 1998 dalam Yusriadi, 2011).
Reaksi
fotosintesis secara sederhana Wetzel (2001)
dalam Juhar, (2008), diringkas dalam persamaan umum sebagai berikut :
cahaya
Pigmen Receptor
Proses reaksi
di atas energi cahaya diserap oleh pigmen fotosintesis terutama klorofil dan
dengan adanya CO2, air dan zat hara akan dihasilkan
senyawa organik yang mempunyai potensi kimiawi yang tinggi dan disimpan dalam
sel. Potensi energi ini kelak dapat digunakan oleh tumbuhan untuk respirasi,
pertumbuhan, dan berbagai proses fisiologi lainnya (Nybakken 1992).
Darmadi. 2010. Produktivitas Primer di Lingkungan Perairan. http://dharmadharma.wordpress.com diakses tanggal 1 Maret 2013
Juhar, R. 2008. Karakteristik Fe,
Nitrogen, Fosfor, dan Fitoplankton Pada Beberapa Tipe Perairan Kolong Bekas
Galian Timah. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nybakken,
J. 1992. Biologi laut. Gramedia. Jakarta.
Yusriadi, A. 2011. Limnologi. http://www.andiyusriadi.blogspot.com diakses tanggal 1 Maret 2013.
Tambaru,
R., M. A. Enam., Ismudi dan D. Ario. 2004. Dinamika Kelimpahan Fitoplankton
dalam Hubungannya dengan Variabilitas Intensitas Cahaya dan Nutrien di Perairan
Pesisir Maros. http://www.openpdf.com diakses tanggal 6 Februari 2013.
Triyatmo, B., Rustadi, Djumanto, S.B., Priyono, Krismono,
N Sehenda, dan Kartamihardja, E.S., 1997. Studi Perikanan Di Waduk Sermo: Studi Biolimnologi. Lembaga Penelitian
UGM Bekerjasama Dengan Agricultural Research Management Project. BPPP.
Zhenhella.
2012. Laporan Praktikum Produktivitas Perairan BOD5 dan Produktivitas Primer.
http:// www.zhenhella.web.id diakses tanggal 2 Maret 2013.
No comments:
Post a Comment