Saturday, September 22, 2012

KONDISI LINGKUNGAN DULU, SEKARANG DAN HAL YANG HARUS DILAKUKAN



1.    Kondisi Udara Dulu, Sekarng Dan Ahal Yang Seharusnya Dilakukan

a)      Kondisi udara dulu


Tidak ada hal yang lebih dibutuhkan manusia untuk hidup sehat kecuali udara dan air yang bersih, namun hingga saat ini pen
gendalian pencemaran udara masih belum menampakkan hasil yang baik. Sebaliknya kualitas udara di Indonesia pada umumnya mengalami penurunan yang cukup serius dari waktu ke waktu.


Sekitar belasan tahun silam, Keadaan Kota Malang masih sejuk dan bahkan sangat dingin. Ini dikarenakan kondisi udara yang saat itu masih bersih dari polutan polutan yang mencemari udara. Tak heran saat pagi hari kita keluar rumah tanpa menggunakan jaket maka tubuh kita akan menggigil kedinginan. Bahkan pada siang haripun suhu udara yang dingin mampu mengalahkan panasnya sinar matahari. Pertanyaannya, apakah hal tersebut masih terjadi di jaman sekarang? Jawabannya tentu tidak.


b)      Kondisi udara sekarang


Polusi udara merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang sangat serius di Indonesia. Dari data pencemaran udara yang dikeluarkan oleh Bapedalda Jakarta tahun 1999 menunjukkan bahwa konsentrasi debu, SO2, NOx, HC, dan CO, secara berturut-turut meningkat sebesar 68%, 88%, 39%, 26%, dan 19%, dalam kurun waktu 1992-1999. Ini menunjukkan bahwa kualitas udara dari tahun ke tahun menurun drastic.


Di  kota Pontianak, Hampir setiap tahun pada medio bulan Juli-Agustus, kita menghadapi suatu persoalan dengan lingkungan hidup, antara lain kabut asap yang sangat menganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat. Kabut asap yang melanda kota Pontianak beberapa hari ini memang cukup mengganggu aktivitas dan kesehatan pernafasan warga, terlebih menjelang malam hari yang menimbulkan sesak nafas. Dan jika ini terus-menerus kita alami akan mengakibatkan infeksi saluran pernafasan (ISPA). Kita seakan mengalami suatu ketidakberdayaan dengan persoalan kabut asap tersebut karena hampir setiap tahunnya terjadi berulangkali tanpa dapat diatasi dengan baik.

Di cina, “Di persimpangan provinsi Ningxia dan Mongolia Dalam , aku melihat cerobong tinggi mengepulkan asap keemasan yang menutupi langit biru, padang rumput yang luas telah menjadi pembuangan limbah industri; bau busuk yang tak tertahankan membuat orang terbatuk-batuk; Meningkatnya limbah industri yang mengalir ke Sungai Kuning … ” kata Lu Guang.

Hal hal diatas merupakan cerminan nyata bahwa kondisi udara saat ini sangat kritis. Sikap bijak untuk menanggulangi pencemaran udara ini sangat diperlukan demi keselamatan kita semua.

c) Hal yang seharusnya dilakukan

Dengan realitas buruknya kualitas udara yang kita hirup dari tahun ke tahun sudah seharusnya menjadi kesadaran bersama bahwa perlu dicari solusi yang dapat mengatasi masalah polusi udara ini.


Memang untuk mengatasi masalah ini tidaklah mudah, pemerintah, lembaga lembaga bahkan Negara Negara seluruh duniapun telah banyak mengadakan kebijakan kebijakan untuk mengatasinya. Sudah seharusnya kita juga ikut menjaga bumi kita yang sedang kritis ini.


Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam menaggulangi masalah pencemaran udara ini, antara lain :

-          Reboisasi/penghijauan

-          Mendaur ulang limbah atau sampah

-          Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil

-          Penghematan dalam pemakaian listrik

-          Dan lain lain



2.    Kondisi Air Dulu, Sekarang dan Hal yang Seharusnya Dilakukan


a)      Kondisi Air Dulu


Pemahaman tentang kualitas air yang terjadi  dimasyarakat pada umumnya hanya didasarkan pada penilaian secara fisik. Pemahaman demikian tak seluruhnya  keliru, mengigat pengalaman kakek-nenek mereka dahulu yang  menilai kualitas air berdasarkan indera. Bahkan, mengonsumsi air secara langsung dari suatu sumber bukanlah sesuatu yang perlu untuk dikhawatirkan


sekitar 30 tahun lalu, di daerah Timepa Adauwo, Kabupaten Dogiyai - Papua, masyarakat (termasuk penulis), masih mengonsumsi air secara langsung langsung (air mentah) yang mengalir melalui sebuah bambu dari mata air di dekat sungai. Rasanya luar biasa, sejuk dan menyegarkan!


Pertanyaannya, masih relevankah hal tersebut dilakukan sekarang? Jelas tidak! Sudah ditanamkan dibenak  sejak di bangku TK/SD bahwa air yang diminum harus dimasak lebih dulu, dan nampaknya indikasi tentang pemahaman hygiene makanan/minuman sudah lebih baik dibanding dahulu. Tetapi disisi lain, pemahaman tentang perlunya pengolahan air sebelum di konsumsi, seolah ingin menegaskan sudah terjadi degradasi kualitas air, bahkan sudah sangat mengkhawatirkan.


b)      Kondisi Air Sekarang


Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, Pengolongan air menurut peruntukannya masih mencatumkan kualitas air golongan A, yaitu air  yang langsung dapat digunakan sebagai air minum secara langsung  tanpa pengolahan terlebih dahulu. Tetapi PP ini diganti dengan PP No. 82 Tahun 2001 tentang  Pengelolaan Kualitas Air dimana dalam PP ini, kualitas air yang langsung dapat diminum sudah tidak ada lagi. Klasifikasi air yang berkaitan  dengan air  untuk konsumsi, menurut PP ini masuk dalam kelas 1 yang merupakan air dengan kualitas tertinggi. Itupun hanya dinyatakan sebagai "air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku, air minum, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama  dengan kegunaan air tersebut"


Kalimat yang tertuang pada PP No. 82 tahun 2001 untuk klasifikasi air kelas I, mengindikasikan bahwa pengolahan air mutlak diperlukan sebelum dapat diminum.


Apakah ini berarti saat sekarang sumber air bahkan mata air sekalipun, dibumi Indonesia ini sudah tidak ada yang layak alias terjamin kualitasnya? Tampaknya memang demikian. Peningkatan jumlah penduduk diikuti peningkatan berbagai kebutuhan hidup, tak hanya memicu  eksploitasi sumber daya alam  namun juga menambah jenis dan kualitas bahan buangan itu  selama ini dibuang? Ke tanah dan badan-badan air! Karena itu tidak usah heran kalau kualitas air sungai  sekarang ini sudah menyerupai air limbah


Disisi lain sumber-sumber air untuk memenuhi kebutuhan tersebut semakin langkah  atau mengalami kemerosotan, baik jumlah maupun kualitasnya, sehingga menimbulkan krisis air diberbagai daerah. Bahkan saking terbatasnya ketersediaan air, untuk memenuhui kebutuhan, kualitas air sudah tidak menjadi perioritas utama.


c)      Hal yang seharusnya dilakukan


Pengelolaan sumber daya air yang menyeluruh mutlak diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini. Menyeluruh dalam arti pengelolaan dari daerah hulu, daerah aliran sungai dan daerah hilir menyangkut pemanfaatannya. Tentunya ini memerlukan koordinasi antar lembaga dan disiplin ilmu, sudah bukan jamannya pengelolaan sumber daya air masih bersifat kedaerahan, namun harus mengacu pada basis wilayah sungai.


Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sumberdaya air perlu dilakukan keterpaduan pengelolaan meliputi; koordinasi dan kolaborasi antar instansi pada multi sektor dan multi level dalam penyusunan kebijakan dan program, penggunaan saling menunjang antara air tanah dan air permukaan dengan mengutamakan penggunaan air permukaan, konservasi dan rehabilitasi lingkungan sumber daya air, meningkatkan perang masyarakat, pakar, dan pengguna air dalam pengelolaan sumberdaya air. Mampukah kita mewujudkannya?


Air sebagai aset kehidupan perlu dijaga sebagai wujud kecintaan terhadap kehidupan. Pemanfaatan air yang tidak terarah menimbulkan bencana bagi kehidupan. Kolaborasi antar disiplin ilmu dan lembaga akan memberikan sinergi yang saling memberi manfaat sehingga kepentingan terhadap air yang saling berseberangan dapat dihindarkan.

3.    Kondisi Tanah Dulu, Sekarang dan yang Seharusnya Dilakukan

a)      Kondisi Tanah Dulu

Dahulu kondisi tanah Indonesia sangat subur. Bahkan ada ungkapan “menanam tongkat dan batu bisa jadi tanaman”. Pada jaman tersebut, Wajarlah kalau sampai ada ungkapan semacam itu. Bagaimana tidak, tongkat tongkat dari potongan ranting pohon jika ditancapkan maka dalam beberapa hari akan tumbuh tunas dan dalam beberapa bulan bisa jadi pohon. Tanaman pertanian apapun jika ditanam pasti tumbuh dengan subur, bahkan meski tanpa pupuk. Dan bagaimana dengan sekarang? Apakah hal seperti itu masih mungkin terjadi? Saya rasa sangatlah sulit.

Tanah tanah jaman dulu yang masih subur dan tidak tercemar mampu menyimpan air tanah yang segar dan dalam jumlah yang berlimpah. Sehingga kasus kasus krisis air seperti sekarang ini jarang sekali ditemukan atau bahkan tidak ada.

b)      Kondisi Tanah Sekarang

Limbah limbah cair yang kemudian meresap masuk kedalam tanah mengakibatkan pencemaran tanah. Ini sangat merugikan terutama dalam hal pertanian. tanah pada lahan pertanian yang tercemar membuat hasil pertanian menurun atau bahkan gagal panen. Tercemarnya tanah ini disebabkan oleh limbah limbah yang banyak dibuang ke sungai sungai yang digunakan untuk pengairan sawah.

Selain merugikan dalam pertanian, pencemaran tanah juga membuat kualitas air tanah menjadi buruk. Hal ini mengakibatkan banyak terjadi krisis air bersih yang menimpa masyarakat. Bahkan sumur sumur yang menjadi sumber air bersih sekarang ini sudah sangat tidak layak untuk di konsumsi.

c)      Yang seharusnya dilakukan

Seperti kebanyakan artikel menyebutkan, limbah limbah yang menimbulkan pencemaran harus ditanggulangi secara maksimal. Penanggulangan limbah pencemar tanah juga sangat diperlukan dalam hal ini. Ada dua metode penanggulangan pencemaran tanah yaitu :

(1)   Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

(2)   Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

No comments: