Fitoplankton di Perairan
Plankton
adalah organisme renik yang umumnya melayang dalam air, mempunyai kemampuan
renang yang sangat lemah dan distribusinya dipengaruhi oleh gerakan massa air.
Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah
tumbuhan mikroskopis yang melayang-layang di dalam air, mempunyai klorofil
sehingga mampu berfotosintesis. Sedangkan zooplankton adalah herbivora atau
karnivora yang bersifat planktonik (Odum, 1971).
Fitoplankton
adalah organisme
mikroskopik yang melayang, mengapung dalam air serta memiliki
kemampuan gerak yang terbatas. Fitoplankton berperan sebagai salah satu
bioindikator yang mampu menggambarkan kondisi suatu perairan. Perubahan kondisi
perairan akan menyebabkan perubahan pula pada struktur komunitas komponen
biologi khususnya fitoplankton (Odum, 1971; Prabandani et al., 2007).
Menurut
Raymont (1963) dalam Hidayat (2001),
hubungan antara fitoplankton dengan perairan adalah positif. Bila kelimpahan
fitoplankton di suatu perairan tinggi, maka dapat diduga perairan tersebut
memiliki produktivitas perairan yang tinggi pula. Perairan yang bersifat
oligotrofik mempunyai kelimpahan fitoplankton antara 0 – 2.000 ind/l, perairan
yang bersifat sedangkan perairan yang bersifat eutrofik mempunyai kelimpahan
fitoplankton lebih besar dari 15.000 ind/l.
Peran utama
fitoplankton dalam ekosistem air tawar adalah sebagai produsen primer. Sebagai
produsen, fitoplankton merupakan makanan bagi komponen ekosistem lainnya
khususnya ikan. Posisinya di dasar piramida makanan mempertahankan kesehatan
lingkungan air. Bila ada gangguan terhadap fitoplankton, maka seketika
komunitas lain akan terpengaruh. Komposisi fitoplankton bergantung pada
kualitas air, karena itu jenis alga tertentu dapat digunakan sebagai indikator eutrofikasi
air. Keasaman air juga mempengaruhi kelimpahan fitoplankton (Sinurat, 2009).
Sebagaimana
organisme lainnya, pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungannya. Faktor fisika-kimia air dan tipe komunitas perairan
merupakan faktor yang sangat menentukan. Cahaya matahari dan suhu merupakan
kebutuhan fisiologis untuk pertumbuhan. Sedangkan sejumlah unsur hara tertentu
berperan terhadap kelimpahan fitoplankton. Dominasi beberapa jenis fitoplankton
pada perairan tergantung kepekaan fitoplankton tersebut terhadap faktor-faktor
lingkungan (Juhar, 2008).
Salah
satu penentu kelayakan kualitas air khususnya air tambak adalah keberadaan
fitoplankton. Fitoplankton atau mikroalga di tambak mempunyai beberapa peran
penting selain sebagai sumber makanan bagi udang yaitu menyerap dan memperkaya
oksigen serta menghilangkan senyawa-senyawa toksik bagi udang. Untuk tiap
karbon yang diserap oleh plankton dibebaskan sekitar 2,6 g oksigen. Manfaat
seperti ini akan dapat diperoleh apabila plankton yang tumbuh di tambak dari
jenis-jenis tertentu dan dalam kerapatan tertentu (Jaya, 1999 dalam Herawati, 2008).
Sumber :
Herawati, V.E. 2008.
Analisis Kesesuaian Perairan Segara Anakan Kabupaten Cilacap Sebagai Lahan
Budidaya Kerang Totok (Polymesoda erosa) Ditinjau Dari Aspek Produktifitas
Primer Menggunakan Penginderaan Jauh. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Hidayat, Y. 2001.
Tingkat Kesuburan Perairan Berdasarkan Kandungan Unsur Hara N Dan P Serta
Struktur Komunitas Fitoplankton Di Situ Tonjong, Bojonggede, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Juhar, R. 2008.
Karakteristik Fe, Nitrogen, Fosfor, dan Fitoplankton Pada Beberapa Tipe
Perairan Kolong Bekas Galian Timah. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Odum, E.P. 1971.
Fundamentals Of Ecology. Sounders Company Ltd. Philadelphia.
Prabandani, D., B.
Setiani dan Sabar. 2007. Komposisi Plankton di Perairan Waduk Saguling Jawa
Barat. Lingkungan Tropis. Bandung.
Sinurat, G. 2009. Studi
Tentang Nilai Produktivitas Primer di Pangururan Perairan Danau Toba. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
No comments:
Post a Comment