Rotifera
1. Pengertian
Roifera
Rotifera
berasal dari bahasa Latin yaitu rota yang berarti roda dan ferre yang berarti
membawa. Jadi Rotifera dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki roda di atas
kepalanya jika dilihat dari mikroskop zooplankton. Rotifer merupakan salah satu pakan
alami larva ikan yang digunakan para pembudidaya ikan. Rotifer termasuk kedalam
filum invetrebrata yang lebih dan secara dekat dikaitkan dengan cacing gelang
(nematoda).
Menurut Mujiman (1978) dalam Julianty (1999),
ciri-ciri rotifera mempunyai kisaran ukuran tubuh antara 50-250 mikron,
dengan struktur yang sangat sederhana, ciri khas yang merupakan dasar pemberian nama
rotifera adalah terdapatnya suatu bangunan yang disebut korona. Korona ini
berbentuk bulat dan berbulu getar, yang memberikan gambaran seperti roda,
sehingga dinamakan rotifera.
Ada tiga kelas Rotifera yaitu (1)
Seisionidea, (2) Bdelloidea, (3) Monogononta, kelas dimana terdapat Branchionus
plicatilis, B. calyciflorus, dan B. rubens. Kelas Monogononta memiliki sirklus
hidup partenogenetik yang terdiri dari fase seksual dan aseksual. Sebagian masa
hidupnya berada dalam fase aseksual namun pada lingkungan tertentu kelompok ini
dapat melakukan reproduksi seksual dan aseksual secara serentak. faktor-faktor
yang menentukan jenis kelamin masih belum dipahami namun faktor makanan, tidak
adanya stress fisiologis dan juga genetik memainkan peranan yang penting dalam
hal ini.
Kista Rotifer dihasilkan selama fase
aseksual dalam sirklus hidupnya. Kista rotifer melindungi embrio dengan menekan
proses metabolisme sehingga mampu bertahan selam beberapa tahun. Kista yang
dihasilkan hampir sama dengan besar telur yang dihasilkan melalui fase seksual.
Namun bedanya mereka ditutupi oleh cangkang yang keras serta mereka dapat
bertahan dalam lingkungan yang ekstrim. Ketika berada dalam lingkungan yang
sesuai kista tersebut dapat menetas pada usia 24 atau 48 jam pada suhu 25◦C
dengan pencahayaan yang cukup.
2. Ciri
dan Karakteristik Rotifera
Filum Rotifera memiliki beberapa ciri
yaitu:
1.
Habitatnya di air tawar atau air payau.
2.
Struktur tubuh simetri bilateral
3.
Hewan multiseluler.
4.
Hidup bebas, soliter (sendiri), atau berkoloni (kelompok).
5.
Bersifat filter feeder
6.
Melayang dalam air
7.
Anus di bagian dorsal.
8.
Kecepatan renang rendah.
9.
Tubuhnya transparan.
3. Perkembangbiakan
Rotifera
Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (1995) menjelaskan bahwa Rotifera
jenis Brachionus plicatilis mempunyai daur hidup yang unik. Dalam keadaan
normal rotifera berkembang secara parthenogenesis (bertelur tanpa kawin). Brachionus
plicatilis betina yang amiktik akan menghasilkan telur yang berkembang menjadi
betina amiktik pula.
Namun dalam
keadaan yang tidak normal, misalnya terjadi perubahan salinitas, suhu air dan
kualitas pakan, maka rotifera betina yang amiktik tadi, telurnya dapat
menetas menjadi betina miktik. Betina miktik akan menghasilkan telur yang akan
berkembang menjadi Brachionus plicatilis jantan. Selanjutnya bila Brachionus
plicatilisjantan dan Brachionus plicatilis betina miktik tersebut
kawin maka betina miktik akan menghasilkan telur kista yang akan tahan terhadap
kondisi perairan yang sangat jelek dan tahan terhadap kekeringan. Telur
kista ini akan dapat menetas lagi apabila keadaan perairan telah menjadi normal
kembali.
Sumber :
Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Laut (1995),
Darbohoesodo.(1977).Diktat
Kuliah Taxonomi Avertebrata.Fakultas Biologi.Universitas Jendral Soedirman.Purwokerto
Kelompok
Kerja Yayasan Studi Kurikulum Biologi.(1980). Saduran HIGH SCHOOL BIOLOGY BSCS-Green Version:PT.Gramedia,Anggota
IKAPI
Romimohtarto,K
dan S.Juwana.(1999). Biologi Laut. Ilmu
Pengetahuan tentang biota laut. Puslitbang Oseonologi-LIPI .Jakarta
Setijanto.(2006).Avertebrata
Akuatik.Universitas Jendral Soedirman.Purwokerto
No comments:
Post a Comment