Wednesday, February 27, 2013

Analisa Usaha


Analisa Usaha
Setiap orang yang menjalankan suatu usaha tentu mengharapkan laba atau keuntungan, tak seorangpun mau mengalami kerugian karena mengalami kerugian berarti kehilangan sebagian modal, tenaga kerja atau pikiran yang telah dikeluarkan untuk menjalankan bisnis tersebut. Sedangkan keuntungan berarti memperoleh kelebihan hasil dari modal atau investasi yang telah ditanamkan. Sejumlah penelitian umunya mencatat bahwa pengusaha yang tidak menguasai dan mempratekkan pengelolaan permodalan dan keuangan mengalami kesulitan misalnya kekurangan uang kas, tercekik hutang yang melebihi dari kapasitas usaha, kesulitan tagihan (piutang) (Rahardi dkk, 1999).

Analisa usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberasilan yang telah dicapai selama menjalankan usaha. Dengan analisis usaha, pengusaha membuat perhitungan dan menentukan tindakan apa yang haru diambil untuk meningkatkan keuntungan perusahaan (Rahardi dkk, 1999).
Menurut Effendi dan Oktariza (2006), analisi usaha merupakan suatu cara untuk mengetahui tingkat kelayakan dari suatu jenis usaha. Tujuan dari analisis usaha adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan, pengembalian investasi, maupun titik impas suatu usaha. Analisis usaha pada pada usaha perikanan mengingat ketidak pastian usaha yang cukup besar.

1)      Biaya Investasi

Menurut Effendi dan Oktariza (2006), biaya investasi adalah Biaya yang dikeluarkan untuk janka waktu tertentu agar mendapatkan bayaran di masa depanatas kopensasi biaya yang dikeluarkan. Biaya investasi umumnya merupakan biaya yang digunakan untuk jangka panjang.

2)      Biaya Operasional

Menurut Effendi dan Oktariza (2006), biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk menjalankan atau membiayai kegiatan operasional perusahaan. Contohnya biaya untuk pembelian benih, pembelian pakan, biaya perbaikan kolam, dll. Berdasarkan penggunaannya biaya operasional terbagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.
a)      Biaya Tetap
Biaya tetap adalah seluruh jenis biaya yang selama satu periode produksi tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan. Biaya tetap termasuk perawatan, izin usaha, penyusutan dan gaji pegawai (Effendi dan Oktariza, 2006).
b)     Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap adalah jenis biaya naik turun bersamaan dengan volume kegiatan. Biaya produksi bertambah maka biaya tidak tetap  juga akan bertambah dan sebaliknya (Effendi dan Oktariza, 2006).
3)      Analisa Laba Rugi
Analisa laba/rugi bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian dari usaha yang dikelola. Suatu usaha yang menguntungkan akan memiliki nilai penerimaan lebih besar daripada total pengeluaran (Effendi dan Oktariza, 2006)
Menurut Effendi dan Oktariza (2006) rumus analisa laba rugi adalah :
Keuntungan = Penerimaan-(Total biaya tetap + Total Biaya Variabel)
4)      Analisa  Benefit Cost Ratio
Menurut Effendi dan Oktariza (2006), Analisa B/C merupakan alat analisis untuk melihat keuntungan relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Suatu usaha dikatakan layak  bila B/C lebih besar dari 1 (B/C > 1).Rumus yang digunakan untuk menghitung analisa tersebut adalah sebagai berikut:
                                       Total Penerimaan
B/C Ratio =                                                                        
                         Total Biaya tetap + Total biaya variabel
5)      Analisa Break Even  Point (BEP)
Menurut Effendi dan Oktariza (2006), Analisa BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi). Usaha dikatakan layak bila nilai BEP  produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini. Sementara BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini.
 Analisa Break Event Point (BEP) menurut Effendi dan Oktariza (2006)
BEP hargat menggunakan rumus:
                                         Total biaya
  BEP (Harga) =                                              
                                      Total produksi



                                                 Total biaya
 BEP (Produksi)  =                                                   
                                              Harga penjualan

6)      Analisa Pay Back Period (PP)
Menurut Effendi dan Oktariza (2006), analisa Pay Back Period bertujuan untuk mengetahui waktu tingkat pengembalian investasi yang telah ditanam pada suatu jenis usaha. Secara umum, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Rumus analisa Pay Back Periode (PBP) yang digunakan adalah sebagai berikut:
                            Total Investasi
            PP  =                                       X 1 Tahun
                              Keuntungan

No comments: