Cara
Mencari Keberadaan Ikan Pelagis Di Lautan Dengan Melihat Sebaran Klorofil-a
Ikan pelagis merupakan ikan yang hidup atau keberadaannya di permukaan
laut seperti ikan sarden atau lemuru. Ikan pelagis ini merupakan ikan yang
bersifat herbivora atau pemakan tanaman dalam hal ini adalah fitoplankton. Fitoplankton
sendiri merupakan plankton yang mempunyai klorofil seperti pada tanaman darat.
Klorofil sendiri zat hijau daun
yang berperan dalam proses fotosistesis. Menurut Suriadi et.al, (2004),
Ada dua macam khlorofil yang terdapat
pada tanaman dan alga hijau, yaitu khlorofil a dan khlorofil b. Kedua khlorofil
tersebut menyerap cahaya paling kuat pada spectrum merah dan ungu. Cahaya hijau
hanya sedikit sekali yang diserap. Oleh karena itu pada saat cahaya menyinari
khlorofil yang memiliki struktur seperti daun, cahaya hijau diteruskan dan
dipantulkan sehingga struktur khlorofil kelihatan berwarna hijau.
Khlorofil-a adalah tipe
khlorofil yang paling umum dari tumbuhan. Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang
sangat menentukan produktivitas primer di laut. Sebaran dan tinggi rendahnya
konsentrasi klorofil-a sangat terkait dengan kondisi oseanografis suatu perairan. Menurut Suriadi et.al. (2004), Dalam inventarisasi dan
pemetaan sumberdaya alam pesisir dan laut khlorofil-a digunakan untuk
mengetahui keberadaan fitoplankton dalam air. Semakin tinggi konsentrasi khlorofil-a
semakin berlimpah fitoplankton di air tersebut. Beberapa parameter fisik-kimia
yang mengontrol dan mempengaruhi sebaran klorofil-a, adalah intensitas cahaya,
nutrien (terutama nitrat, fosfat dan silikat). Perbedaan parameter fisika-kimia
tersebut secara langsung merupakan penyebab bervariasinya produktivitas primer
di beberapa tempat di laut. Selain itu “grazing” juga memiliki peran besar
dalam mengontrol konsentrasi klorofil-a di laut
Berdasarkan hal tersebut disimpulkan jika klorofil-a tinggi maka
fitoplankton sebagai makanan ikan pelagis ini di daerah tersebut juga tinggi. Jika
makanan di daerah tersebut tinggi, maka otomatis ikan ikan pelagis akan banyak
berkumpul di tempat tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Realino et. al. Bahwa salah satu parameter yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan si
suatu perairan adalah ada tidaknya
sumber makanan yang dibutuhkan.
Untuk mencari atau mendeteksi konsentrasi dan sebaran klorofil-a di
permukaan laut ini, kita dapat menggunakan fasilitas satelit yang mana
fasilitas ini dapat diakses secara gratis. contohnya Satelit Oseanografi,
seperti Satelit SeaWiFS dan Aqua-MODIS. Penggunaan teknologi satelit ini
mempunyai beberapa keunggulan. Salah satu keunggulannya adalah dapat memantau wilayah
yang sangat luas dalam waktu yang hampir bersamaan.
Data dari Satelit SeaWiFS telah tersedia sejak tahun 1997. Data yang diperoleh dari SeaWifs ini adalah data klorofil atau zat hijau daun. Data ini
digunakan dalam mendeteksi suatu front yang dapat dijadikan indikasi bahwa daerah tersebut tempat
berkumpulnya ikan. Jadi dengan mendeteksi lokasi klorofil, maka secara tak
langsung akan mendeteksi lokasi yang mungkin banyak ikannya.
Seawifs
mampu memberikan informasi distribusi warna permukaan laut dan suhu permukaan
laut yang berkaitan dengan distribusi khlorofil-a. Data SeaWiFs memperlihatkan
distribusi klorofil di wilayah pantai dan laut, sehingga sesuai untuk dipakai
menentukan potensi lokasi ikan. Data ini dapat diperoleh seminggu sekali dengan
syarat daerah liputan tidak tertutup awan. Data klorofil yang ditampilkan dalam
satuan miligram/ meterkubik.
Skala Kandungan Klorofil
Data
yang digunakan berupa data citra digital SeaWifs yang sudah diolah menjadi
sebaran khlorofil-a. Data didapatkan melalui download citra sebaran khlorofil-a
daerah Indonesia dan sekitarnya melalui intrernet. Data ini kemudian di
reklasifikasi berdasarkan legenda gradasi konsentrasi khlorofil-a menjadi 5
kelas. Hasil dari reklasifikasi ini kemudian didigitasi ulang melalui monitor
(screen digitizing), dan selanjutnya proses penyiapan data SIG untuk pemetaan
konsentrasi (kadar) khlorofil-a.
Kelas
|
Konsentrasi mg/m3
|
Keterangan
|
I
|
<0.3
|
Konsentrasi rendah/clear water
|
II
|
0,3 – 0,5
|
Konsentrasi sedang/medium rich phytoplankton
|
III
|
0,5 – 1,0
|
Konsentrasi tinggi/rich phytoplankton
|
IV
|
1,0 - 2
|
Chlorophyll-a dan muatan suspensi tinggi/slightly
turbid water
|
V
|
>2
|
Muatan suspensi tinggi/hight turbidity
|
Data pola
penyebaran Chlorophyll-a di perairan Indonesia dapat diperoleh dengan menganalisa atau mengolah ulang data citra
digital SeaWiFS dengan bantuan software SeaDAS
(SeaWiFS Data Analysis System). SeaDAS adalah perangkat lunak yang
dikembangkan oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration), Amerika
pada tahun 1997, merupajan paket analisis citra satelit secara komprehensif
untuk memproses, menampilkan dan menganalisa semua produk dari data satelit
ocean color SeaWiFS. Dari sebaran Chlorophyll-a kemudian dilakukan analisis
untuk melihat pola sebaran konsentrasi Chlorophyll-a secara spasial.
Kesimpulannya
adalah Klorofil-a adalah tipe klorofil yang paling umum dari
tumbuhan baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah yang berguna dalam
proses fotosintesis. Kandungan klorofil-a dalam
suatu perairan dapat digunakan sebagai ukuran banyaknya fitoplankton pada perairan
tersebut dan dapat digunakan sebagai petunjuk produktivitas primer dari
perairan tersebut. Sebaran klorofil-a di perairan dapat diketahui melalui
pengolahan data citra digital seawifs
(Sea-Wide Field Sensor) pada satelit seastar. Produktifitas Sekunder dari suatu
perairan dipengaruhi oleh produktifitas primernya. Sehingga dengan mendeteksi
sebaran klorofil-a pada suatu perairan, maka secara tidak langsung akan
mendeteksi lokasi keberadaan ikan pada perairan tersebut.
sumber:
Anonymous, ____. Hubungan Antara Klorofil-a dan Ikan Pelagis Dengan
Kondisi Oseanografi. Accessed 30 Maret 2008 12:46:06
GMT at http://www.unila.ac.id/~fp-ikan/index.php?option=com_content&task=view&id=86&Itemid=115
Suriadi, A.B.M.A., Yudi,
S., Ratna, S.D. 2004. Sebaran Chlorophyll – a di Perairan Indonesia Skala 1
: 1.000.000. Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut BAKOSURTANAL. Bogor.
B. Realino,
Teja A. Wibawa, Dedy A. Zahrudin, Asmi M. Napitu, POLA SPASIAL DAN TEMPORAL KESUBURAN PERAIRAN PERMUKAAN LAUT DI
INDONESIA. Balai Riset dan Observasi Kelautan, Badan Riset Kelautan dan
Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Negara, Jembrana, Bali,
Indonesia. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.bpol.litbang.kkp.go.id%2Fpdf%2F108867SUDAH%2520-%2520Paper%2520Pola%2520Kesuburan%2520Perairan%2520Lin.pdf&ei=oDmRUPrCNcPSrQfEjoGoCQ&usg=AFQjCNFRu1oSNaBfMiWBe_osUlegKtGNVQ&sig2=Y2KTOFuwwy9gq0RN7aS5zw
No comments:
Post a Comment