Wednesday, October 31, 2012

Cara Mencari Keberadaan Ikan Pelagis Di Lautan


Cara Mencari Keberadaan Ikan Pelagis Di Lautan Dengan Melihat Sebaran Klorofil-a


Ikan pelagis merupakan ikan yang hidup atau keberadaannya di permukaan laut seperti ikan sarden atau lemuru. Ikan pelagis ini merupakan ikan yang bersifat herbivora atau pemakan tanaman dalam hal ini adalah fitoplankton. Fitoplankton sendiri merupakan plankton yang mempunyai klorofil seperti pada tanaman darat.


Klorofil sendiri zat hijau daun yang berperan dalam proses fotosistesis. Menurut Suriadi et.al, (2004), Ada dua macam khlorofil yang terdapat pada tanaman dan alga hijau, yaitu khlorofil a dan khlorofil b. Kedua khlorofil tersebut menyerap cahaya paling kuat pada spectrum merah dan ungu. Cahaya hijau hanya sedikit sekali yang diserap. Oleh karena itu pada saat cahaya menyinari khlorofil yang memiliki struktur seperti daun, cahaya hijau diteruskan dan dipantulkan sehingga struktur khlorofil kelihatan berwarna hijau.
Khlorofil-a adalah tipe khlorofil yang paling umum dari tumbuhan. Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di laut. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a sangat terkait dengan kondisi oseanografis  suatu perairan. Menurut Suriadi et.al. (2004), Dalam inventarisasi dan pemetaan sumberdaya alam pesisir dan laut khlorofil-a digunakan untuk mengetahui keberadaan fitoplankton dalam air. Semakin tinggi konsentrasi khlorofil-a semakin berlimpah fitoplankton di air tersebut. Beberapa parameter fisik-kimia yang mengontrol dan mempengaruhi sebaran klorofil-a, adalah intensitas cahaya, nutrien (terutama nitrat, fosfat dan silikat). Perbedaan parameter fisika-kimia tersebut secara langsung merupakan penyebab bervariasinya produktivitas primer di beberapa tempat di laut. Selain itu “grazing” juga memiliki peran besar dalam mengontrol konsentrasi klorofil-a di laut

Berdasarkan hal tersebut disimpulkan jika klorofil-a tinggi maka fitoplankton sebagai makanan ikan pelagis ini di daerah tersebut juga tinggi. Jika makanan di daerah tersebut tinggi, maka otomatis ikan ikan pelagis akan banyak berkumpul di tempat tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Realino et. al. Bahwa salah satu parameter yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan si suatu perairan adalah ada tidaknya sumber makanan yang dibutuhkan.  

Untuk mencari atau mendeteksi konsentrasi dan sebaran klorofil-a di permukaan laut ini, kita dapat menggunakan fasilitas satelit yang mana fasilitas ini dapat diakses secara gratis. contohnya Satelit Oseanografi, seperti Satelit SeaWiFS dan Aqua-MODIS. Penggunaan teknologi satelit ini mempunyai beberapa keunggulan. Salah satu keunggulannya adalah dapat memantau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang hampir bersamaan.

Data dari Satelit SeaWiFS telah tersedia sejak tahun 1997. Data yang diperoleh dari SeaWifs ini adalah data klorofil atau zat hijau daun. Data ini digunakan dalam mendeteksi suatu front yang dapat dijadikan indikasi bahwa daerah tersebut tempat berkumpulnya ikan. Jadi dengan mendeteksi lokasi klorofil, maka secara tak langsung akan mendeteksi lokasi yang mungkin banyak ikannya.

Seawifs mampu memberikan informasi distribusi warna permukaan laut dan suhu permukaan laut yang berkaitan dengan distribusi khlorofil-a. Data SeaWiFs memperlihatkan distribusi klorofil di wilayah pantai dan laut, sehingga sesuai untuk dipakai menentukan potensi lokasi ikan. Data ini dapat diperoleh seminggu sekali dengan syarat daerah liputan tidak tertutup awan. Data klorofil yang ditampilkan dalam satuan miligram/ meterkubik.

 Skala Kandungan Klorofil

Data yang digunakan berupa data citra digital SeaWifs yang sudah diolah menjadi sebaran khlorofil-a. Data didapatkan melalui download citra sebaran khlorofil-a daerah Indonesia dan sekitarnya melalui intrernet. Data ini kemudian di reklasifikasi berdasarkan legenda gradasi konsentrasi khlorofil-a menjadi 5 kelas. Hasil dari reklasifikasi ini kemudian didigitasi ulang melalui monitor (screen digitizing), dan selanjutnya proses penyiapan data SIG untuk pemetaan konsentrasi (kadar) khlorofil-a.

Kelas
Konsentrasi mg/m3
Keterangan
I
<0.3
Konsentrasi rendah/clear water
II
0,3 – 0,5
Konsentrasi sedang/medium rich phytoplankton
III
0,5 – 1,0
Konsentrasi tinggi/rich phytoplankton
IV
1,0 - 2
Chlorophyll-a dan muatan suspensi tinggi/slightly
turbid water
V
>2
Muatan suspensi tinggi/hight turbidity

Data pola penyebaran Chlorophyll-a di perairan Indonesia dapat diperoleh dengan  menganalisa atau mengolah ulang data citra digital SeaWiFS dengan bantuan software SeaDAS  (SeaWiFS Data Analysis System). SeaDAS adalah perangkat lunak yang dikembangkan oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration), Amerika pada tahun 1997, merupajan paket analisis citra satelit secara komprehensif untuk memproses, menampilkan dan menganalisa semua produk dari data satelit ocean color SeaWiFS. Dari sebaran Chlorophyll-a kemudian dilakukan analisis untuk melihat pola sebaran konsentrasi Chlorophyll-a secara spasial.
      Kesimpulannya adalah Klorofil-a adalah tipe klorofil yang paling umum dari tumbuhan baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah yang berguna dalam proses fotosintesis. Kandungan klorofil-a dalam suatu perairan dapat digunakan sebagai ukuran banyaknya fitoplankton pada perairan tersebut dan dapat digunakan sebagai petunjuk produktivitas primer dari perairan tersebut. Sebaran klorofil-a di perairan dapat diketahui melalui pengolahan data citra digital seawifs (Sea-Wide Field Sensor) pada satelit seastar. Produktifitas Sekunder dari suatu perairan dipengaruhi oleh produktifitas primernya. Sehingga dengan mendeteksi sebaran klorofil-a pada suatu perairan, maka secara tidak langsung akan mendeteksi lokasi keberadaan ikan pada perairan tersebut.


sumber: 
Anonymous, ____. Hubungan Antara Klorofil-a dan Ikan Pelagis Dengan Kondisi Oseanografi. Accessed 30 Maret 2008 12:46:06 GMT at http://www.unila.ac.id/~fp-ikan/index.php?option=com_content&task=view&id=86&Itemid=115 

Suriadi, A.B.M.A., Yudi, S., Ratna, S.D. 2004. Sebaran Chlorophyll – a di Perairan Indonesia Skala 1 : 1.000.000. Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut BAKOSURTANAL. Bogor.

B. Realino, Teja A. Wibawa, Dedy A. Zahrudin, Asmi M. Napitu, POLA SPASIAL DAN TEMPORAL KESUBURAN PERAIRAN PERMUKAAN LAUT DI INDONESIA. Balai Riset dan Observasi Kelautan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Negara, Jembrana, Bali, Indonesia. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.bpol.litbang.kkp.go.id%2Fpdf%2F108867SUDAH%2520-%2520Paper%2520Pola%2520Kesuburan%2520Perairan%2520Lin.pdf&ei=oDmRUPrCNcPSrQfEjoGoCQ&usg=AFQjCNFRu1oSNaBfMiWBe_osUlegKtGNVQ&sig2=Y2KTOFuwwy9gq0RN7aS5zw

No comments: