Wednesday, October 17, 2012

BEBERAPA FAKTOR PENTING YANG DAPAT MEMPENGARUHI KUALITAS AIR DAN KEHIDUPAN BIOTA LAUT YANG DIBUDIDAYA


BEBERAPA FAKTOR PENTING YANG DAPAT MEMPENGARUHI KUALITAS AIR DAN KEHIDUPAN BIOTA LAUT YANG DIBUDIDAYA



      1.      S u h u
-         Suhu merupakan faktor fisika yang penting dimana-mana di dunia.
-         Kenaikan suhu mempercepat reaksi-reaksi kimiawi. Misalnya saja proses metabolisme akan menaik sampai puncaknya dengan kenaikan suhu tetapi kemudian menurun lagi.
-         Setiap perubahan suhu cenderung untuk mempengaruhi banyak proses kimiawi yang terjadi secara bersamaan pada jaringan tanaman dan binatang, karenanya juga mempengaruhi biota secara keseluruhan.
-         Kisaran suhu antara 27° dan 32°C. ini adalah normal untuk kehidupan biota laut di perairan Indonesia.
-         Suhu alami tertinggi di perairan tropis berada dekat ambang atas penyebab kematian biota laut. Oleh karena itu peningkatan suhu yang kecil saja dari alami dapat menimbulkan kematian atau paling tidak gangguan fisiologis biota laut.
-         Telaah tentang pengaruh suhu pada biota tropis menunjukkan bahwa suhu sekitar 35° adalah kritis atau mematikan.

      2.      Salinitas
-         Keanekaragaman salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad-jasad hidup akuatik melalui pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan osmotik.
-         Jenis-jenis biota perenang ditakdirkan untuk mempunyai hampir semua jaringan-jaringan lunak yang berat jenisnya mendekati berat jenis air laut biasa, sedangkan jenis-jenis yang hidup di dasar laut (bentos) mempunyai berat jenis yang lebih tinggi daripada air laut di atasnya.
-         Salinitas menimbulkan tekanan-tekanan osmotik.
-         Pada umumnya kandungan garam dalam sel-sel biota laut cenderung mendekati kandungan garam dalam kebanyakan air laut.
-         Kalau sel-sel itu berada di lingkungan dengan salinitas lain maka suatu mekanisme osmoregulasi diperlukan untuk menjaga keseimbangan kepekatan antara sel dan lingkungannya.
-         Pada kebanyakan binatang estuarin penurunan salinitas permulaan biasanya dibarengi dengan penurunan salinitas dalam sel, suatu mekanisme osmoregulasi baru terjadi setelah ada penurunan salinitas yang nyata.
-         Salinitas yang tak sesuai dapat menggagalkan pembiak`n dan menghambat pertumbuhan.

      3.      Kekeruhan (siltasi)
-         Siltasi tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesa.

      4.      Kadar oksigen terlarut
-         O2 terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk proses pembakaran dalam tubuh.
-         Beberapa bakteria maupun beberapa binatang dapat hidup tanpa O2 (anaerobik) sama sekali; lainnya dapat hidup dalam keadaan anaerobik hanya sebentar tetapi memerlukan penyediaan O2 yang berlimpah setiap kali.
-         Kebanyakan dapat hidup dalam keadaan kandungan O2 yang rendah sekali tapi tak dapat hidup tanpa O2 sama sekali.
-         Sumber O2 terlarut dari perairan adalah udara di atasnya, proses fotosintese dan glycogen dari binatang itu sendiri.
-         Air yang tak ber - O2 selalu jarang terdapat disamudera.
-         O2 dihasilkan oleh proses fotosintesa dari binatang dan tumbuh-tumbuhan dan diperlukan bagi pernafasan.
-         Menurunnya kadar O2 terlarut dapat mengurangi efisiensi pengambilan O2 oleh biota laut, sehingga dapat menurunkan kemampuan biota tersebut untuk hidup normal dalam ling-kungannya.
-         Kadar O2 terlarut di perairan Indonesia berkisar antara 4,5 dan 7.0 ppm.

      5.      pH (derajat keasaman)
-         Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan pH.
-   Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan ketidak seimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut.
-         pH air laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8,5.
-     Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
-     Akibat langsung Perubahan pH adalah kematian ikan, burayak, telur, dan lain-lainnya, serta mengurangi produktivitas primer.
-       Akibat tidak langsung Perubahan pH adalah perubahan toksisitas zat-zat yang ada dalam air, misalnya penurunan pH sebesar 1,5 dari nilai alami dapat memperbesar toksisitas NiCN sampai 1000 kali.

      6.      Unsur hara
-         Sebagian besar unsur-unsur kimiawi yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan dan binatang terdapat dalam air laut dalam jumlah lebih dari cukup, sehingga kekurangannya tak perlu dipertimbangkan sebagai faktor ekologi.
-         Dalam beberapa hal kepekatan unsur “trace” menjadi penting, tapi ini terjadi sangat jarang sekali dibanding dengan di darat.
-         Fosfat dan nitrat dalam kepekatan bagaimanapun selalu dalam rasio yang tetap. Yaitu Dengan rasio N : P yaitu 15 : 1. Rasio ini cenderung tetap dalam fito dan zooplankton. Hanya dalam keadaan tertentu rasio dalam air berubah. 

      7.      PO4
-         Phosphat bisa berada dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik. Keduanya dalam bentuk butiran dan larutan.
-         Dalam jaringan hidup terutama dalam bentuk senyawa organik dan dilepaskan kembali ke air sebagai kotoran maupun bangkai dalam bentuk butiran atau larutan.
-         Umumnya kekurangan fosfat dalam laut mempengaruhi fotosintesa dan pertumbuhan sama besarnya.

      8.      NO3
-         Samudera mendapatkan dari udara bukan saja N tetapi juga NO3.
-         Seperti halnya PO4, pertumbuhan dan fotosintesa dari tumbuh-tumbuhan laut (fitoplankton dan alga bentik) dibatasi oleh kepekatan NO3 dalam air.
-         Selain unsur-unsur hara tersebut, diatom mengambil sejumlah besar Si dari laut dan kekurangan kandungan Si dapat menjadi faktor pembatas di perairan tertentu.

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN LAIN YANG PENTING DIPERHATIKAN ADALAH PENYINARAN MATAHARI, GELOMBANG DAN ARUS.


      1.      Sinar matahari
   Sinar mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan beraneka gejala, termasuk penglihatan, fotosintesa, pemanasan dan perusakan aktinik. Mata adalah sensitip terhadap kekuatan sinar yang berbeda-beda. Binatang-binatang mangsa mudah mengetahui pemangsanya pada terang bulan daripada gelap bulan. Dalam hubungannya dengan fotosintesis, intensitas dan panjang gelombang sinar sangat penting. Alga hijau Enteromorpha kecepatan fotosintesanya tinggi pada sinar merah, sangat kurang pada sinar biru, dan sangat rendah pada sinar hijau. Bentuk-bentuk yang hidup di laut dalam cenderung untuk menggunakan sinar-sinar dengan spaktrum hijau dan biru. Karena sifat sinar yang masuk air, spektrum merah lebih banyak diserap air dalamperjalanan ke bawah air.

    Sinar punya pengaruh buruk juga violet dan ultra ungu di spektrum. Diantara reaksi fotokimia yang menyangkut pengaruh ini adalah pemecahan dengan cepat vitamin-vitamin-tertentu dengan adanya sinar. Sinar ultra violet cepat sekali diserap oleh air sehingga menjadi tidak penting.

      2.      Gelombang
   Secara ekologis gelombang paling penting di mintakat pasang surut. Di bagian yang agak dalam pengaruhnya mengurang sampai ke dasar, dan di perairan oseanik ia mempengaruhi pertukaran udara dan agak dalam. Gelombang ditimbulkan oleh angin, pasang-surut dan kadang-kadang oleh gempa bumi dan gunung meletus (dinamakan tsunami). Gelombang mempunyai sifat penghancur. Biota yang hidup di mintakat pasang surut harus mempunyai daya tahan terhadap pukulan gelombang. Gelombang dengan mudah menjebol alga-alga dari substratanya. Ia diduga juga mengubah bentuk karang-karang pembentuk terumbu. Gelombang mencampur gas atmosfir ke dalam permukaan air sehingga memulai proses pertukaran gas.

      3.      A r u s
   Arus mempunyai pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan biota perairan. Arus dapat mengakibatkan rusaknya jaringan-jaringan jasad hidup yang tumbuh di daerah itu dan partikel-partikel dalam suspensi dapat menghasilkan pengikisan. Di perairan dengan dasar lumpur, arus dapat mengaduk endapan lumpur sehingga mengakibatkan kekeruhan air dan mematikan binatang. Juga kekeruhan yang diakibatkan bisa mengurangi penetrasi sinar matahari, dan karenanya mengurangi aktivitas fotosintesa.

      Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangkut penambahan makanan bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya. Untuk algae kekurangan zat-zat kimia dan CO2 dapat dipenuhi. Sedangkan bagi binatang CO2 dan produk-produk sisa dapat disingkirkan dan O2 tetap tersedia. Arus juga memainkan peranan penting bagi penyebaran plankton, baik holoplankton maupun meroplankton.




Sumber:
BIROWO, S. 1983 - Hydro-oceanographic condition of the Sunda Strait : A reviev Kertas Kerja untuk Symposium 100 th Krakatau 1883 – 1983, Jakarta, 23 – 27 Agustus 1983 : 8 hal.
BARDACH, J.E. ; J.H. RYTHER and W.O. Mc LARNEY 1972 - Aquaculture. The farming and Khusbandry of freshwater and marine organisms. John Wiley & Sons. Inc; New York : 868 pp.
ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENSY 1973 - Water Quality Criteria ; a report of the Committee on Water Quality Criteria. EPA, Washington D.C.

No comments: