Saturday, October 20, 2012

LEGENDA GUNUNG TAKUBAN PERAHU DAN SANGKURIANG


LEGENDA
GUNUNG TAKUBAN PERAHU DAN SANGKURIANG


Dahulu kala , ada kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Dia mempunyai seorang  anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang adalah anak yang sangat gemar berburu. Dia berburu dengan ditemani oleh anjing kesayangan istana yang bernama Tumang. Sangkuriang tidak mengetahui, bahwasannya anjing itu adalah titisan Dewa dan juga Bapaknya.

Pada suatu hari saat sangkuriang berburu bersama dengan Tumang anjingnya, Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Sangkuriangpun kemudian mengusir anjing tersebut ke dalam hutan. Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya yang bernama Dayang Sumbi. Mendengar cerita dari Sangkuriang, Dayang Sumbi menjadi marah besar dan tanpa sengaja dia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya saat itu. Kepala Sangkuriang terluka dan berdarah. Dia sangat kecewa dan pergi mengembara. Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Dia  selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Dia akan selamanya muda dan  memiliki kecantikan abadi.

Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total. Disana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang melamarnya.  Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya.

Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Dia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi demi melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau. Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Dia menjadi sangat ketakutan.

Maka kemudian dia mencari daya upaya untuk menggagalkan proses peminangan itu. Dia mengajukan dua buah syarat. Pertama, dia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, dia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai  itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.

malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya dia mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota.

Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Dia pun menghentikan pekerjaannya. Dia sangat marah oleh karena itu berarti dia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.

Dengan kekuatannya, dia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Dia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang bernama "Tangkuban Perahu." 

No comments: