FOSFOR DAN NITROGEN
Fosfor
Pengertian Fosfor
Fosfor adalah zat yang dapat berpendar
karena mengalami fosforesens,
unsur kimia
yang memiliki lambang P dengan nomor
atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam
batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui
dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya
yang lemah ketika bergabung dengan oksigen,
ditemukan dalam berbagai bentuk, Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi
atau senyawa tanah langka seperti zink
sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak,
dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan. Unsur kimia fosforus dapat
mengeluarkan cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi fenomena ini bukan
fosforesens, melainkan kemiluminesens.
Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup.
Fosfat di perairan terdapat dalam keadaan
terlarut, tersuspensi atau terikat dalam sel. Secara kimi dapat berupa senyawa
ortofosfat (senyawa monomer seperti H2PO42– dan PO43– ), polifosfat
(senyawa polimer antara lain heksametafosfat (PO3)63–,
pirofosfat P2O74–, tripolifosfat P3O105–)
dan fosfat organik (terikat dalam bahan organik dan tidak larut).
Di dalam perairan terutama
kolam, phosfat kedapatan dalam jumlah yang kecil yaitu antara 0,05 – 0,02 ppm
dan phosfat mempunyai mobilatas yang sangat kecil, ini terjadi jika dasar
perairan berupa lumpur atau liat (karena akan terjerap/terikat/teradsorbsi)dan
jika keadaan ini ditumpang oleh situasi asam atau basa maka pospat tidak
tersedia bagi alga karena segera terikat oleh Ca pada siuasi basa menjadi Ca3(PO4)2
dan pada situasi asam akan menjadi Fe3(PO4)2
dan Al4(PO4). Sedangkan fungsi pospat bagai alga antara
lain :
·
pembelahan sel
·
penyusun lemak dan protein
·
merupakan bagian dari inti sel
Pospat merupakan bentuk
pospor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Karakteristik pospor sangat
berbeda dengan unsur-unsur utama lain yang merupakan penyusun biosfer karena
unsur ini tidak terdapat di atmosfer. Keberadaan pospor relatif sedikit dan
mudah mengendap.
Macam-macam Fosfor
Fosfor dapat berada dalam
empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau kuning), merah, dan hitam (atau
ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah dan putih, keduanya mengelompok
dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral. Fosfor putih terbakar ketika
bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah ketika terkena
panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa dan beta
yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor merah relatif lebih stabil
dan menyublim pada 170°C pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat
tumbukan atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit – atom-atom
tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal yang menghantarkan listrik.
Di alam, fosfor terdapat
dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan
senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan
dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat
anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan
terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat
di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk
fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian
akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
Fosfor berasal terutama dari
sedimen yang selanjutnya akan terinfiltrasi ke dalam air tanah dan akhirnya
masuk ke dalam sistem perairan terbuka (sungai dan danau). Selain itu dapat
berasal dari atmosfer dan bersamaan dengan curah hujan masuk kesumber sistem perairan.
Siklus fosfat di perairan dan daratan dapat ditunjukan pada Gambar dibawah ini
:
Gambar. Siklus
Fosfat yang Terdapat di Bumi
NITROGEN
Pengertian Nitrogen
Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di
atmosfer (78% gas di atmosfer adalah
nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak
reaktif (sulit bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan
berbagai proses, yaitu : fiksasi
nitrogen, mineralisasi,
nitrifikasi, denitrifikasi.
Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses konversi
senyawa yang mengandung unsur nitrogen
menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi
secara biologis maupun non-biologis. Siklus
nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena
ketersediaan nitrogen dapat
mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan
dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan
pupuk nitrogen buatan, dan
pelepasan nitrogen dalam air
limbah telah secara dramatis mengubah siklus
nitrogen global. Pembukaannya sudah cukup, sekarang kita menginjak ke
detail proses daur / siklus nitrogen.
Siklus
nitrogen
adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen
menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi
secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting pada siklus
nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
Nitrogen sangatlah penting untuk berbagai proses
kehidupan di Bumi. Nitrogen adalah
komponen utama dalam semua asam amino,
yang nantinya dimasukkan ke dalam
protein, tahu kan kalau protein
adalah zat yang sangat kita butuhkan dalam pertumbuhan. Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam nukleat, seperti DNA
dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan, banyak dari
nitrogen digunakan dalam molekul
klorofil, yang penting untuk
fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut. Meskipun atmosfer bumi
merupakan sumber berlimpah nitrogen,
sebagian besar relatif tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pengolahan kimia
atau fiksasi alami (melalui
proses konversi seperti yang dilakukan bakteri rhizobium), diperlukan
untuk mengkonversi gas nitrogen
menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh organisme hidup, oleh karena itu nitrogen menjadi komponen penting
dari produksi pangan. Kelimpahan atau kelangkaan dari bentuk "tetap" nitrogen, (juga dikenal sebagai nitrogen reaktif), menentukan berapa
banyak makanan yang dapat tumbuh pada sebidang tanah.
Siklus Nitrogen
Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk
kimia termasuk nitrogen organik,
amonium (NH4 +), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas
nitrogen (N2). Nitrogen organik
dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam produk antara dekomposisi
bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen
dari satu bentuk kimia lain. Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik
untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen
dalam bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Diagram di atas menunjukkan
bagaimana proses-proses cocok bersama untuk membentuk siklus nitrogen (lihat gambar).
Gambar. Siklus
Nitrogen yang Terdapat di Bumi
1. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik
yang mengubah nitrogen di udara
menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang
mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof.
Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen.
Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman
yang lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi
(simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada
proses non-biologis, contohnya sambaran petir.
2. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi
akar baik dalam bentuk ion nitrat
atau ion amonium. Sedangkan
hewan memperoleh nitrogen dari
tanaman yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut
akarnya. Jika nitrat diserap,
pertama-tama direduksi menjadi ion
nitrit dan kemudian ion amonium
untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman
yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam
bentuk ion amonium langsung dari
nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino,
nukleotida dan molekul organik kecil.
3. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium (NH4+) oleh bakteri dan
jamur.
4. Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat
dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap
utama nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas
mengoksidasi amonium (NH4 +) dan
mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain,
seperti Nitrobacter, bertanggung
jawab untuk oksidasi nitrit menjadi
dari nitrat (NO3-). Proses
konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan
tanaman.
5. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2), untuk menyelesaikan
siklus nitrogen. Proses ini
dilakukan oleh spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium
dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama
respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi
aerobik.
6. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di
lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses
yang disebut oksidasi amonia anaerobik
No comments:
Post a Comment