Thursday, November 8, 2012

Jamur


Jamur

A.    Pengertian Jamur

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Dalam penggolongan terdahulu,jamur termasuk tumbuhan. Akan tetapi,struktur sel jamur berbeda dengan struktur sel tumbuhan pada umumnya.Sel jamur tidak memiliki kloroplas sehingga jamur tidak meiliki klorofil.Selain itu,susunan bahan kimia dinding sel jamur juga berbeda dengan susunan bahan kimia dinding sel tumbuhan umumnya. oleh karena itu ,dalam klasifikasi lima kingdddom jamur dikelompokan dakam kingdom tersendiri ,yaitu kingdom jamur (fungi).

Kingdom Fungi merupakan salah satu kelompok organisme yang memiliki tingkat keragaman hayati yang tinggi, dan kedua setelah insekta. Hawksworth (1991) memprediksi sekitar 1,5 juta jenis jamur eksis di planet bumi. Prediksi konservatif ini didasarkan kepada rasio inang-jamur (1:6), artinya satu tumbuhan vaskular berasosiasi dengan 6 jenis jamur yang spesifik pada tumbuhan inangnya.

Sampai saat ini, hanya sekitar 7-10% (105.000-150.000 jenis) dari total perkiraan 1,5 juta jenis jamur yang telah berhasil diidentifikasi. Sayangnya, hanya sekitar 5-10% dari spesies jamur tersebut yang berhasil diisolasi. Oleh karena itu, sebagian besar jamur masih perlu dieksplorasi, diidentifikasi, dikonservasi, dan dimanfaatkan. Prediksi 1,5 juta jenis adalah data penelitian di Inggris Raya dan Eropa, oleh karena itu Hyde (2001) mengungkapkan pentingya data dari kawasan tropis. Tingkat keragaman di kawasan tropis diprediksi lebih tinggi, walaupun hipotesis ini masih belum dapat dibuktikan secara ilmiah.

B.    Struktur Tubuh Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.



C.    Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

a.    Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii
(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b.    Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

c.    Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung  menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang  dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

D.    Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.



E.  Klasifikasi jamur

1.    Zygomiycotina

a)    Struktur tubuh
Miceliumnya bercabang banyak dan hifanya tidak bersekat – sekat, miselium pada rizopus memiliki tiga tipe hifa, yaitu ;

·         Stolon, yaitu hifa yang membentuk jaringan pada substrat misalnya roti.
·         Ryzoid, yaitu hifa yang membentuk substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
·         Sporanggiofor, yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler( bentuk built diujungnya).

b)    Cara reproduksi
Secara aseksual denagn spora yang dihasilkan oleh sporagonium, sedangkan seksualnya dengan konjugasi.

2.    Ascomycotina

a)    Kelas hemias comycetes
kelompok jamur ini tidak membentuk askoskap, tidak mempunyai hifa, tubuhnya terdiri dari sel bulat atau oval yang dapat bertunas, sehingga berbentuk rantai sel atau hifa semu. Contoh anggota adalah saccaromyces. Macam saccaromyces, yaitu:

1.    Saccaromyces cereviae,
2.    Saccaromyces tuac
3.    Saccaromyces elipsoideus,

b)    Kelas plectomicetes

1)    Aspergillus
jenisnya antara lain:

a)    Afergillus fungigatus, bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pernapasan pada unggas,
b)    Aspergillus flafus, menghasilkan alpha toksin yang diduga sebagai penyebab penyakit kanker hati
c)    Aspergillus niger, mengahasil kan asam sitrat.
d)    Aspergillus oryzae , untuk merombak zat pati dalam pembuatan minuman beralkohol.
e)    Aspergillus nidulans, parasit pada telinga menyebabkan automatikosis,
f)     Aspergillus soyae, untuk pembuatan kecap.

2)    Pericillium
Banyak terdapat pada bahan – bahan organic dan sebagai sapporofit , misalnya sebagai berikut:

a)    Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum penghasil zat antibiotic.
b)    Penicillium camneberti dan Penicillium reguefort, dimafaatkan untuk meningkatkan kualitas keju.
c)    Penicillium itanicum, dan Penicillium digitatum perusak buah jeruk.
d)    Penicillium ekspansum, menyebabkan buah apel membusuk ditempat penyimpanan.
e)    Penicillium islandicum, merusak beras sehingga berubah warna sehingga menjadi kuning.

  
3)    Pyrenomycetes
Ciri khas yang dimiliki adalah askokarp berbentuk khusus yang dilengkapi dengan ostiolum (lubang untuk melepas askus dan askospora). Tubuh buah seperti itu disebut peritesium, yang dapat berwarna cerah atau gelap.

Contoh kelas pyrenomycetes adalah neurospora sitophilla yang banyak digunakan di Indonesia untuk membuat oncom merah dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah, neurospora dapat tumbuh subur pada tongkol jagung yang telah direbus dan telah diambil bijinya.

3.    Basidiomycotina
Ciri utama dari divisi ini adalah hifa septat dengan sambungan apit (clamp connection), spora seksualnya terbentuk dari basidium yang berbentuk ganda. Terdiri dari beberapa kelas, diantaranya adalah kelas Hymenomycetes, ordo argalicales, family agaricaceae, yang mencakup jamur – jamur berlamela atau memiliki keeping lipatan.

Ciri – ciri jamur ini antara lain adalah berdaging, saprobe, tubuh buah seperti payung,tetapi pada bebrapa spesies tangkainya asimetris, pendek bahkan tidak bertangkai. Basidiospora terdapat dipermukaan lamella atau bilah yang terbentuk di bagian bawah tudunya, contoh terkenal dari agaricaceae ini adalah volvariella volvaceae (jamur padi, kamur dami).

Daur hidup basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau pertumbuhan konidium. Spora basidium atau konidium akan tumbuh menjadi benang hifa membentuk miselium.

4.    Deuteromycotina

Divisi terakhir ini disebut juga fungiimperfecti karenakarena belum diketahui adanya reproduksi seksual , hifa septat atau uniseluler.


F.   Beberapa jenis jamur yang hidup di perairan
Infeksi jamur pada ikan dalam akuarium biasanya disebabkan oleh  jamur dari genus Spaprolegnia dan Achyla.  Jamur biasanya  hanya akan menyerang jaringan luar tubuh ikan yang rusak sebagai akibat luka atau penyakit lain. Jamur dapat pula menyerang telur ikan. Selain karena luka, kehadiran jamur dapat pula disebabkan atau dipicu  oleh kondisi air akuarium yang buruk, baik secara fisik maupun kimia. Ikan-ikan berusia tua diketahui sangat rentan terhadap infeksi jamur.

Pada saat ini, dengan banyaknya fungisida (obat anti jamur), maka serangan jamur sedikit banyak akan dapat ditangani dengan lebih mudah.

Jamur terdapat di semua jenis perairan air tawar terutama yang mengandung banyak bahan organik. Jamur hidup sebagai saprofit pada jaringa tubuh, merupakan penyakit sejati, karena jamur tidak dapat menyerang ikan-ikan yang betul-betul sehat, melainkan menyerang ikan-ikan yang sudah luka atau lemah.

Jamur khususnya Saprolegnia dapat menyerang semua jenis ikan di segala macam lingkungan. Tanda adanya jamur ini terlihat sebagai serabut putih seperti kapas yang tumbuh pada bagian tubuh ikan yang luka. Ikan yang diperlakukan kurang cermat waktu penangkapan dan pengangkutan sering menderita luka-luka yang kemudian tumbuh jamur.

Beberapa jamur diketahui juga menyerang bagian dalam jaringan tubuh ikan.  Icththyophonus, misalnya diketahui sebagai jamur sistemik yang menyerang ikan.   Icththyophonus dapat menginfeksi bagian organ tubuh ikan dan menimbulkan gupalan (nodul) yang mirip seperti terjadi pada kasus TBC ikan.   Untuk serangan jamur sistemik ini belum tersedia obat yang dijual secara komersial.  Meskipun demikian, perendaman dengan Malachite Green diketahui dapat menyembuhkan serangan jamur sistemik.

  
1)  Saprolegnia.
Saprolegnia merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas Oomycetes.  Dalam akuarium, jamur ini kerap dipakai sebagai nama umum untuk serangan jamur yang menyerupai kapas pada permukaan tubuh ikan. 
Pada kenyataannya banyak genus dari Oomycetes yang dapat menyebabkan infeksi jamur pada ikan, diantaranya adalah Achyla. Saprolegnia merupakan cendawan berfilamen, organisme tidak bersekat (koenositik) yang hidup pada habitat air tawar dan untuk mendapatkan makanan mereka hidup secara saprofit atau parasit (Hughes, 1994 dalam Mulyani, 2006).

Ciri lain yang dimiliki oleh Saprolegnia adalah memiliki sporangium yang berdiameter 100 mikron, lebih lebar dari hifanya. Beberapa contoh yang bersifat patogen pada ikan adalah Saprolegnia parasitica (penyebab ulterative dermal necrosis pada salmon), Gejala umum serangan Saprolegnia diclina dan Saprolegnia ferax adalah badan ikan ditumbuhi benang-benang halus berwarna putih, daerah penyerangan meliputi kepala, tutup insang, sirip, dan bagian tubuh lainnya, serta menyerang telur.

Saprolegnia atau dikenal juga sebagai "water molds" dapat menyerang ikan dan juga telur ikan.  Mereka umum dijumpai pada air tawar maupun air payau.  Jamur ini dapat  tumbuh pada selang suhu 0 - 35 °C, dengan selang pertumbuhan optimal 15 - 30 °C.  Pada umumnya,  Saprolegnia akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya.  Serangan Saprolegnia biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk, seperti sirkulasi air rendah, k`dar oksigen terlarut rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik tinggi.  Kehadiran Saproglegnia sering pulang disertai dengan kahadiran infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksernal lainnya. 

2)  Branchiomyces
Branchiomyces adalah jamur yang biasa menyebabkan busuk insang pada ikan . Spesies jamur ini biasanya dijumpai pada ikan yang mengalami stres lingkungan, seperti pH rendah (5.8 -6.5), kandungan oksigen rendah atau pertumbuhan algae yang berlebih dalam akuarium,  Branchiomyces sp.tumbuh pada temperatur 14 - 35°C , pertumbuhan optimal biasanya terjadi pada selang suhu 25 - 31°C.

Penyebab utama infeksi biasanya adalah spora jamur yang terbawa air dan kotoran pada dasar akuarium. Branchiomycosis disebabkan oleh Branchiomyces sanguinis dan Branchiomyces demigrans. Branchiomyces sanguinis ditemukan pertama kali pada tahun 1912 dan terutama menyerang ikan karper. Sementara itu Branchiomyces demigrans meyebabkan penyakit pada ikan pike dan tench. Kedua spesies tersebut menyerang daerah insang.

Secara morfologi, hifa dari branchiomyces demigrans mempunyai dinding yang lebih tebal dengan ukuran 0,5 dampai 0,7 um dan spora dengan ukuran 12-17 um, sedang dinding B. sanguinis berukuran 0,2 um. Antara dua spesies tersebut sangat sulit untuk dibedakan. Sporangia yang dihasilkan oleh Branchiomyces sama dengan sporangia dari Saprolegnia.

Gejala pada insang yang disebabkan oleh saprolegnia hampir seperti kejadian Gill Rot yang disebabkan oleh Branchiomyces. Struktur antigenik dari Branchiomyces baru-baru ini ditemukan menyerupai Saprolegnia. Branchiomycetes tidak pernah dapat terisolasi dari sumber lain selain jaringan insang ikan.

Diduga bahwa spora dari jamur ini menyebar dan menginvasi insang yang mengalami luka akibat dari kualitas air. Infeksi mungkin juga melalui spora yang tertelan dan memasuki usus dan mengalami penetrasi ke pembuluh darah. Spora menempati saluran yang banyak kandungan oksigennya yaitu daerah arteri bronkhial, dan berkembang mengalami perkecambahan dalam pembuluh darah dan melalui daerah tubulus masuk ke sistem respirasi.

Hifa akhirnya berpindah kejaringan induk semang dan menyebabkan aliran darah terhenti dan menyebabkan terjadinya kongesti dan destruksi pembuluh darah.

Secara khas organisme akan menempati pembuluh darah yang kaya akan oksigen dari jaringan insang. Hifa yang tidak bersepta akan akan tumbuh dan menyumbat pembuluh darah yang menuju ke insang. Insang akan berwarna pucat kehilangan warna merah yang cerah. Jaringan menjadi berwarna warni dari warna kecoklatan sampai terjadi hemoragi yang bercampur dengan warna keputihan dan adanya kerusakkan pembuluh darah yang mengganggu aliran darah sehingga terjadi nekrosis. Pada beberapa kasus, jaringan yang mengalami nekrose kadang terinfeksi oleh jamur lain dari genus Saprolegnia sp. Gejala patognomonik yang khas untuk branchiomycosis akut adalah adanya Pembusukan atau Marbled.

3)    Icthyophonus
Icthyophonus ini tumbuh baik pada air tawar maupun air asin (laut).  Meskipun demikian,  biasanya serangan jamur ini hanya akan terjadi pada air dingin 2 -  20° C.  Penyebaran Icthyophonus berlangsung melalu kista yang terbawa kotoran ikan atau akibat kanibalisme terhadap ikan yang terjangkit.

No comments: